Kontak Kami

( pcs) Checkout

Buka jam 08.00 s/d jam 17.00 , Minggu & Hari Besar Tutup
Beranda » Artikel Terbaru » Mitos Seputar Daging Sapi dan Kambing

Mitos Seputar Daging Sapi dan Kambing

Diposting pada 7 June 2021 oleh miminweb

Banyak pernyataan dan pemikiran yang masih keliru dimasyarakat tentang Daging Sapi,
semua mengarah pada Mitos atau Fakta dari pernyataan atau pemikiran tersebut.
Agar tidak ikut keliru, ada baiknya simak penjelasan mengenai Mitos atau Fakta Daging Sapi berikut ini.
Seperti yang dikutip dari media online Kompas.com dengan judul “Mitos dan Fakta Olahan Daging Sapi”
yang bersumber dari : Buku Memasak Di Akhir Pekan, Meat and Livestock Australia Regional Banquet Innovation Workshops.
dan beberapa sumber lainnya.

1. Mitos: Cairan merah sama dengan darah Ketika memasak atau merendam daging, biasanya ada cairan berwarna merah yang merembes keluar dari daging.
Banyak orang mengira cairan merah ini adalah darah. Padahal sebenarnya cairan merah yang keluar ini adalah jus atau ekstrak daging.
Cairan inilah yang membuat daging lebih empuk dan penuh citarasa.

2. Mitos: Jika tidak dimasak sampai matang, daging sapi berbahaya untuk kesehatan Benarkah daging sapi yang dimasak setengah matang mengandung bakteri yang bisa membahayakan kesehatan? Lalu bagaimana jika Anda suka steak setengah matang? Anda tak perlu khawatir.
Bakteri daging biasanya bersifat aerob (membutuhkan oksigen untuk hidup), maka bakteri ini hanya bisa bertahan hidup di permukaan daging saja.
Bakteri tidak bisa hidup di dalam lapisan daging karena tidak ada oksigen di dalamnya.
Bakteri akan mati seiring dengan proses pemasakan daging di permukaannya.

3. Mitos: Jangan makan daging saat diet Daging dianggap menyumbang lemak yang tinggi dalam tubuh, sehingga konsumsi daging tidak dianjurkan saat Anda sedang diet. Faktanya, daging sapi perlu disertakan dalam rencana diet karena daging mengandung protein yang tinggi.
Jika Anda tak mau mengonsumsi lemaknya, Anda bisa membuang bagian yang berlemak tersebut.
Makanan yang mengandung protein tinggi bisa membuat Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga bisa mengurangi ngemil.
Selain itu, daging juga menjadi sumber nutrisi zat besi yang penting bagi tubuh.

4. Mitos: Daging butuh waktu lama untuk dicerna tubuh Tidak benar. Pencernaan manusia sudah diciptakan dengan sempurna agar mampu mencerna bermacam-macam jenis makanan. Asam lambung akan disesuaikan dengan jenis makanan yang masuk, sehingga proses pencernaan berjalan lancar. Umumnya daging sapi dapat dicerna dalam waktu 4-6 jam.

5. Mitos : Membekukan daging sapi dapat membunuh bakteri
Membekukan daging sapi hanya menghambat proses pertumbuhan bakteri.
Bakteri ini akan mati jika daging dimasak dengan benar.

6. Mitos : Daging kambing menyebabkan darah tinggi
Daging merah pada umumnya memiliki kandungan lemak jenuh yang tinggi sehingga bisa meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
Akan tetapi, daging kambing ternyata memiliki lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.
Seporsi daging kambing (sekitar 85 gram atau sebesar potongan steak) hanya mengandung 0,79 gram lemak jenuh.
Sementara, seporsi daging sapi mengandung 3,0 gram lemak jenuh, serta seporsi daging ayam mengandung 1,7 gram lemak jenuh.
Daging kambing juga bukan pemicu darah tinggi. Hanya saja, daging kambing bisa menimbulkan efek termogenik yang seringkali dianggap sebagai tanda tekanan darah tinggi hipertensi.
Efek termogenik ini berupa panas yang dihasilkan dari metabolisme suatu bahan makanan dalam tubuh sehingga memberi sensasi hangat.
Sementara itu, jika Anda menganggap kemunculan gejala terkena hipertensi disebabkan oleh konsumsi daging kambing, maka Anda keliru.
Sebab, yang menyebabkan darah tinggi bukanlah daging kambingnya, melainkan garam yang digunakan sebagai bumbu masakan.
Penggunaan garam secara berlebihan mampu menyebabkan darah tinggi. Garam mengandung unsur natrium yang berfungsi mengatur air dalam tubuh.
Natrium dalam jumlah yang besar mengakibatkan semakin banyak air yang disimpan dalam pembuluh darah sehingga berisiko membuat tekanan darah meningkat.
Penjelasan di atas juga didukung oleh sebuah penelitian yang menyatakan bahwa mengonsumsi daging kambing dalam jangka waktu yang lama tidak menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Namun, mengonsumsi hidangan daging kambing yang dimasak dengan kandungan garam tinggi sebagai bumbu dalam waktu yang lama,
mampu memicu peningkatan tekanan darah dan penurunan fungsi ginjal. Oleh sebab itu,
janganlah menggunakan bumbu penyedap bercita rasa asin ini secara berlebihan dalam mengolah makanan.

7. Mitos Seputar Kandungan kolesterol dan gizi dalam daging kambing
Alasan daging kambing menjadi biang keladi tekanan darah tinggi adalah kandungan kolesterolnya yang tinggi.
Argumen ini salah besar alias hoaks. Daging kambing justru memiliki total kalori, lemak, dan kolesterol yang lebih rendah jika dibandingkan dengan daging sapi dan ayam.
Setiap seporsi daging kambing (sekitar 85 gram) mengandung 122 kalori, sementara seporsi daging sapi dan daging ayam masing-masing memiliki 179 dan 162 kalori.
Lemak pada daging kambing pun jauh lebih rendah ketimbang kedua daging lainnya.
Seporsi daging kambing hanya memiliki 2,6 gram lemak, sedangkan daging sapi dan daging ayam masing-masing mengandung 7,9 dan 6,3 gram lemak.

Fakta ini juga menunjukkan bahwa seporsi atau sekitar 85 gram daging kambing mampu memenuhi 4% dari kebutuhan lemak harian Anda.
Dari sisi kolesterol, seporsi daging kambing mengandung 63,8 mg kolesterol. Angka tersebut juga lebih rendah ketimbang daging sapi (73,1 mg) dan daging ayam (76 mg).
Bukan hanya itu, daging kambing juga memiliki kandungan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh. Dalam seporsi daging kambing, terkandung sekitar 3,2 mg zat besi. Angka tersebut lebih besar ketimbang daging sapi (2,9 mg) dan daging ayam (1,5 mg).
Akan tetapi, dari segi kandungan protein, daging kambing memang lebih rendah daripada daging sapi.
Seporsi daging kambing mengandung sekitar 23 gram protein, sedangkan pada daging ayam dan sapi memiliki sekitar 25 gram protein.
Meski lebih rendah kandungan proteinnya, seporsi daging kambing mampu memenuhi 46% kebutuhan protein harian tubuh.
Daging kambing rendah akan lemak jenuh dan kolesterol
Benarkah daging kambing lebih sehat dari daging lainnya?
Rendahnya kadar lemak jenuh dan kolesterol, serta tingginya kandungan zat besi dan protein dalam daging kambing,
membuat daging tersebut lebih aman untuk dikonsumsi ketimbang daging lainnya. Dalam porsi yang sama,
daging kambing mampu mengalahkan daging sapi dan ayam untuk urusan gizi dan rendahnya kolesterol.
Meski demikian, tidak direkomendasikan untuk mengonsumsi daging ini secara berlebihan. Sebab, konsumsi yang berlebihan akan menyebabkan ginjal bekerja terlalu keras.
Selain itu, kadar lemak dalam tubuh juga akan meningkat, yang bisa menyebabkan Anda merasa pusing ataupun mual.
Nilai gizi pada daging kambing juga tergantung pada cara memasaknya dan seberapa besar ukuran porsinya.
Pilihlah daging kambing yang berwarna merah muda hingga merah terang, dan bertekstur halus dengan lemak putih yang merata.

8. Mitos : Daging sapi memiliki kandungan lemak yang tinggi
Lemak pada daging sapi, terutama daging sapi Australia antara 2-11 gram per 100 gram daging sapi, tergantung jenis potongannya. Jika dibandingkan dengan daging ayam, kandungan lemak ayam lebih tinggi yakni 7-14 gram per 100 gram tergantung dari jenis ayam dan potongannya. Daging sapi juga kaya akan nutrisi, memiliki kandungan zat besi dan seng yang tinggi.
Untuk mendapatkan daging sapi dengan kandungan lemak yang rendah, pilihlah antara daging tumis, silverside, eye fillet, top side, dan tenderloin.

9. Mitos : Mengonsumsi daging sapi membuat pencernaan tidak lancar
Jika daging diolah dengan cara dicuci bersih sampai juicy-nya hilang atau dimasak terlalu matang, tentu akan menjadikan tekstur daging lebih keras.
Bila menggunakan daging sapi Australia teksturnya pasti lebih lembut.

10. Mitos :
Daging sapi Australia tidak halal
Daging sapi yang dikirim ke Indonesia telah disembelih oleh penyembelih muslim sesuai syariat islam.
Petugas penyembelih adalah seorang Muslim yang bersertifikat, begitu juga dengan petugas pemeriksa halal yang sudah diakui oleh Indonesia dan Pemerintah Australia.
Semua daging sapi Australia dijamin kehalalannya dengan adanya akreditasi Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Pilihlah daging yang mudah dikunyah seperti daging giling, daging tumis, ataupun daging sukiyaki.

Jadi Meatlovers sudah tidak perlu lagi bingung tentang Mitos dan Fakta seputar Daging Halal,
dengan pemahaman yang tepat dapat mengeksekusi olahan daging dengan tepat dan benar pastinya.

Untuk memperoleh daging halal yang sehat, berkualitas dan harga Terjangkau,
bisa langsung menghubungi kami di lapakdaging.id
atau bisa memesan melalu Marketplace kami.
Harga dan Kualitas dijamin yang terbaik.

Belanja Daging ???
lapakdaging.id solusinya

dikutip dari:
media online Kompas.com dengan judul “Mitos dan Fakta Olahan Daging Sapi”
yang bersumber dari : Buku Memasak Di Akhir Pekan, Meat and Livestock Australia Regional Banquet Innovation Workshops.
https://kumparan.com/kumparanfood/5-fakta-unik-tentang-daging-sapi-1racFSqPBf7/full
https://www.sehatq.com/artikel/daging-kambing-menyebabkan-darah-tinggi-mitos-atau-fakta
https://umma.id/post/mitos-dan-fakta-seputar-daging-sapi-yang-harus-anda-ketahui-1210636?lang=id

Bagikan informasi tentang Mitos Seputar Daging Sapi dan Kambing kepada teman atau kerabat Anda.

Mitos Seputar Daging Sapi dan Kambing | Agen Lapakdaging.id

Belum ada komentar untuk Mitos Seputar Daging Sapi dan Kambing

Silahkan tulis komentar Anda

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Mungkin Anda tertarik produk berikut ini:
Rp 35.000
Ready Stock / 39
Rp 45.000
Ready Stock / 40
SIDEBAR